Temuan Gua Karst Hunian Manusia Prasejarah Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
Nusakini.com--Maros--(TN Babul) menemukan gua prasejarah di Resor Pattunuang. Lokasi gua berada di Dusun Pattunuang, Desa Samangki, Simbang, Maros. Temuan ini bermula saat tim Pemetaan Alur Hidrologi Endokarst melakukan survey lanjutan pada akhir Januari 2019 lalu.
Taman nasional ini memiliki wilayah dengan ekosistem karst yang cukup luas. Pada wilayah inilah teridentifikasi manusia prasejarah telah menghuni pada ribuan hingga puluhan ribu tahun yang lalu. Memanfaatkan gua-gua alam sebagai tempat tinggal mereka. Sejumlah lukisan dan tinggalan berupa alat batu dan sampah dapur sebagai buktinya.
Tim pemetaan alur hidrologi menemukan sejumlah gambar di dinding gua. Hasil identifikasi menyimpulkan bahwa gambar tersebut merupakan gambar yang dilukis oleh manusia prasejarah. Temuan gambar berupa lukisan telapak tangan berwarna merah kehitaman.
Balai TN Babul kemudian berkoordinasi dengan instansi terkait: Balai Arkeologi Sulawesi Selatan dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan. Balai Arkeologi Sulawesi Selatan kemudian menanggapi temuan ini dengan melakukan survey pendahuluan. Melakukan identifikasi tinggalan lainnya serta memetakan situasi gua prasejarah.
Survey ini berlangsung pada Selasa, 30 April 2019.
Lukisan tangan berada di sisi kiri gua pada ketinggian tujuh meter dari permukaan dasar gua. Lukisan prasejarah terdiri dari empat panel. Hanya dua gambar tapak tangan yang utuh dan tampak jelas.
Mulut gua sendiri berada pada ketinggian 50 meter pada dinding karst. Ornamen gua ini cukup beragam. Stalaktit, stalakmit, flowstone, pilar hingga kanopi bisa dijumpai di gua ini.
Tim survey Balai Arkeologi Sulawesi Selatan mengamati secara saksama kondisi gua yang belum memiliki nama ini. “Sepertinya gua ini tak lama dihuni oleh manusia prasejarah. Tak banyak temuan sisa sampah dapur yang bisa kami temukan di permukaan. Begitupun alat batu, nihil. Hanya beberapa kerang yang kami temukan.
Bisa jadi gua ini hanya menjadi persinggahan saat mereka berburu di wilayah hutan batuan karst ini,” analisis Amrullah, anggota tim survey Balai Arkeologi Sulawesi Selatan.
Semoga ke depan gua ini bisa menjadi bahan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap misteri yang terpendam. (R/Rajendra)